Misi Manusia Injak Tanah Planet Merah ( Mars )

Misi Manusia Injak Tanah Planet Merah ( Mars )
Dari total 16 upaya misi Planet Mars, Hanya 6 misi berhasil.
Planet Mars telah beberapa dekade menarik minat para peneliti dan astronom dunia. Tak heran, berbagai penelitian dan misi diluncurkan untuk mempelajari planet tetangga Bumi tersebut.

Berbagai badan antariksa negara dunia telah meluncurkan misi ke Mars sejak 1970-an. Selama empat dekade, Uni Soviet/Rusia, Amerika Serikat, dan Eropa sudah meluncurkan misi ke Mars.
Data menunjukkan, dari total 16 upaya misi Planet Mars tiga entitas negara itu sejak 1971 hingga 2012, tercatat 6 misi berhasil. Dan semua misi yang berhasil adalah misi dari Amerika Serikat.

Keberhasilan Amerika Serikat melalui badan antariksanya, NASA, juga membuka awal misi eksplorasi lanjutan ke Planet Merah tersebut. Salah satu pencapaian terbaik dari NASA dalam misi Mars sejauh ini adalah menempatkan kendaraan robotiknya di permukaan Mars.

Di antaranya kendaraan robotik Spirit yang mendarat di permukaan Mars pada 4 Januari 2004. Robot Spirit ini menjalankan misi tiga bulan mencari tanda aktivitas air di Mars pada masa lalu.
Sayangnya, enam tahun kemudian robot pendarat ini dinyatakan mati. Kendaraan robotik NASA lainnya, Opportunity yang mendarat pada 25 Januari 2004 bertugas meneliti kawah di Mars.

Pendarat robotik ketiga yaitu Phoenix dikirimkan NASA dan mendarat mulus di permukaan Mars pada 25 Mei 2008. Phoenix bertugas mengonfirmasi kehadiran es air di dalam permukaan Mars. Sayangnya, umur Phoenix hanya dua tahun. Pada 2010, Phoenix dinyatakan mati.

Andalan NASA yang terakhir dalam meneliti Mars adalah robot pendarat Curiosity yang "menginjak" Mars pada 6 Agustus 2012.

Curiosity memberikan hasil yang maksimal. Robot telah menemukan adanya sampel gas metana di kawah Gale, lokasi pendaratan Curiosity. Gas metana merupakan salah satu faktor yang mendukung kehidupan selain air. Di sana, terdapat tingkat metana 0,7 bagian per miliar.

Selain gas metana, di kawah tersebut juga ditemukan perchlorate pada sebidang pasir, yakni jenis garam yang berasal dari asam perklorat (HCI04). Materi itu berfungsi sebagai sumber energi bagi mikroorganisme potensial di Mars.

Bukti lainnya yang ditemukan oleh Curiosity adalah bekas danau di daerah Gunung Sharp di Mars. Danau yang diperkirakan telah terbentuk sejak miliaran itu, memberi pertanda bagi para ilmuwan bahwa Planet Merah itu cocok dengan Bumi. Bahkan, bisa menjadi tempat layak huni bagi manusia di masa depan.
Para ilmuwan NASA melihat danau tersebut, dulu dapat menampung air hingga lebar sekitar 98 mil atau 154 kilometer dan kedalamannya mencapai 3,5 mil atau setara dengan 5 kilometer. Bekas danau itu ditemukan berada di tengah kawah Gale, Gunung Sharp.

Fakta tersebut makin menguatkan misi peneliti dan astronom dunia untuk mengirimkan manusia ke Mars.
NASA, yang sejauh ini telah terdepan dalam misi Mars, bahkan sudah mematok target pada 2030-an akan mengirimkan manusia untuk bisa menginjak planet tersebut. Dengan dukungan sebagai planet yang layak huni, maka mendaratkan manusia di Mars kini bukan lagi mimpi.

Untuk bisa benar mendaratkan kaki astronot di Mars, NASA menyiapkan teknologi, eksplorasi dan ilmu pengetahuan mereka.

NASA sudah memegang informasi sekitaran dan permukaan Mars atau bagian hilirnya. Selain itu, NASA menyiapkan bagian hulu, yaitu mulai dari sistem peluncur yang membawa awak sampai meneliti asteroid.

Untuk menuju misi besar 2030-an itu, NASA sudah mematok tahapan kemampuan eksplorasi.

Pada 2020-an, NASA akan meluncurkan misi mempelajari asteroid, melalui misi kapsul ruang angkasa Orion. Astronaut akan memanen batu antariksa dan membawa sampelnya ke Bumi. NASA mengatakan Misi Orion ini akan mendukung untuk misi mengirim manusia ke Mars.
"Pengalaman penerbangan manusia di atas orbit rendah Bumi akan membantu NASA menguji sistem dan kemampuan baru, misalnya Solar Electric Propultion. Ini yang akan kami butuhkan untuk mengirim kargo sebagai bagian misi manusia ke Mars," jelas NASA dalam situsnya. Kabar baiknya, uji coba Orion telah sukses dijalankan pada Desember 2014.

Beriringan dengan itu, NASA juga akan memastikan sistem peluncuran misi manusia ke Mars, Space Launch System (SLS). Uji coba sudah dilaksanakan Dijadwalkan pada 2018, roket SLS NASA harus sudah mampu dibuktikan kemampuannya.

"Misi manusia ke Mars akan tergantung pada Orion dan perkembangan dari versi SLS yang akan menjadi kendaraan peluncur paling kuat," tulis NASA.

Jika di bagian hulu selesai, NASA akan tinggal memaksimalkan bagian hilir.
Untungnya, robot pendarat yang ada di permukaan Mars sudah secara dramatis mengingkatkan pengetahuan pada peneliti tentang kondisi Planet Merah itu.

Curiosity, misalnya, juga telah mengukur radiasi sepanjang jalan ke Mars dan telah mengirim kembali data radiasi yang diambil dari permukaan Mars. Data tersebut akan membantu peneliti di Bumi untuk merancang bagaimana upaya melindungi astronaut yang akan mengeksplorasi Mars.
Previous
Next Post »

Terima kasih telah membaca artikel diatas !!!
Kamu mau berkomentar,saran,kr­itikan,tanggapan tentang artikel diatas ?? Coment dibawah ini !!! Tapi ada peraturannya loh ???

1. Jangan membuat onar
2. Dilarang coment link aktif / non aktif
3. Dilarang share link bokep, hal-hal yang melanggar UUD
4. Berkomentarlah tentang artikel yang diatas
EmoticonEmoticon